INDONESIA PEMBAHARUAN, KEFAMENANU - Kepala suku yang mewakili tiga suku besar di kawasan perbatasan Indonesia dan Republik Demokratik Timor Leste (RDTL), Mikhael Nisfo, mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga kerukunan dan mempererat tali persaudaraan.
Dalam pernyataannya, ia menekankan bahwa hidup berdampingan di wilayah batas negara adalah anugerah yang harus dijaga dengan penuh tanggung jawab.
“Hidup rukun di tanah batas negara adalah anugerah yang diberikan Tuhan untuk mempererat tali persaudaraan sejak leluhur kita ada. Batas negara tidak boleh memisahkan kita, karena pada dasarnya kita berasal dari rumpun budaya dan adat yang sama,” ujar Mikhael saat ditemui di Kefamenanu, Senin (15/9).
Menurutnya, masyarakat di kawasan perbatasan memiliki peran strategis sebagai garda terdepan dalam menjaga keharmonisan antara warga kedua negara.
Ia menegaskan bahwa perbedaan administrasi negara seharusnya tidak menjadi sumber konflik, melainkan peluang untuk memperkuat hubungan sosial, budaya, dan ekonomi.
“Kami mengajak seluruh masyarakat untuk mengedepankan rasa saling menghormati, gotong royong, dan musyawarah dalam menyelesaikan persoalan. Jangan biarkan kesalahpahaman kecil berkembang menjadi konflik yang merugikan semua pihak,” tuturnya.
Mikhael juga menggarisbawahi pentingnya pelestarian adat istiadat dan kearifan lokal sebagai pilar utama dalam menciptakan kedamaian dan ketertiban di wilayah perbatasan.
Menurutnya, budaya dan nilai-nilai tradisional adalah perekat yang mampu menyatukan masyarakat lintas negara.
“Dengan suasana damai, masyarakat bisa hidup tenang, mengembangkan perekonomian, serta mempererat hubungan kekerabatan dengan saudara-saudara kita di seberang perbatasan,” tambahnya.
Di akhir pernyataannya, Mikhael Nisfo menyerukan keterlibatan aktif seluruh elemen masyarakat dalam menjaga ketenteraman dan semangat persaudaraan di wilayah perbatasan RI–RDTL.
“Pada akhirnya, kita semua adalah saudara yang diwarisi tanah yang sama, hanya dibedakan oleh batas administrasi negara. Mari kita jaga keharmonisan demi masa depan yang damai di perbatasan,” pungkasnya. (Novie)