![]() |
TNI Latihan Gabungan dengan AS dan Jepang, Perkuat Kemampuan Tempur Jelang Super Garuda Shield 2025, Selasa (26/8). |
INDONESIA PEMBAHARUAN, BOGOR - Tentara Nasional Indonesia (TNI) menggelar latihan Force Integration Training (FIT) bersama pasukan militer Amerika Serikat (US Armed Forces) dan Jepang (Japanese Ground Self-Defense Forces) di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI, Sentul, Bogor, pada Selasa (26/8/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari tahapan awal Latihan Bersama Multinasional Super Garuda Shield 2025, yang dirancang untuk meningkatkan interoperabilitas antarnegara, mempererat hubungan militer, dan memperkuat stabilitas kawasan Indo-Pasifik.
Dalam latihan tersebut, prajurit dari ketiga negara berintegrasi dalam berbagai skenario, mulai dari prosedur operasi bersama, komunikasi taktis, hingga koordinasi manuver. Latihan juga melibatkan jungle patrol dan jungle survival, yang menuntut kemampuan adaptif di medan tropis ekstrem.
Salah satu sesi krusial adalah Close Quarter Battle (CQB), atau pertempuran jarak dekat. Materi ini melatih tim kecil untuk bergerak cepat dan efisien dalam situasi berisiko tinggi di ruang terbatas, seperti bangunan atau area urban. Elemen penting seperti teknik entri, pengamanan ruang, hingga manajemen kendali turut menjadi fokus utama.
Selain itu, latihan juga mencakup Tactical Combat Casualty Care (TCCC), yakni standar internasional penanganan korban luka di medan perang. TCCC dibagi dalam tiga fase: Care Under Fire, Tactical Field Care, dan Tactical Evacuation Care, yang bertujuan mencegah kematian dan memastikan evakuasi medis berjalan efektif.
Partisipasi aktif dari pasukan multinasional ini mencerminkan komitmen kolektif untuk memperkuat kerja sama pertahanan regional. Latihan juga menjadi simbol penting dalam menjaga kawasan Indo-Pasifik agar tetap aman, stabil, dan terbuka bagi semua negara.
Super Garuda Shield sendiri merupakan latihan militer multinasional terbesar di kawasan Asia Tenggara yang melibatkan puluhan negara mitra strategis Indonesia. Latihan ini digelar rutin setiap tahun dan menjadi platform utama dalam membangun interoperabilitas militer regional.
(Red)