Israel Prioritaskan Warga Sipil Gaza: Bantuan Masuk Lewat Jeda Militer Harian


INDONESIA PEMBAHARUAN, JAKARTA - Dalam upaya merespons meningkatnya tekanan internasional dan kebutuhan mendesak akan bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza, pemerintah Israel pada Minggu mengumumkan bahwa mereka akan memberlakukan jeda taktis harian dalam operasi militernya selama 10 jam di tiga wilayah utama Gaza.


Jeda harian tersebut, yang berlangsung dari pukul 10.00 hingga 20.00 waktu setempat, akan diberlakukan di Gaza City, Deir al-Balah, dan kawasan pesisir al-Mawasi. Langkah ini memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan oleh organisasi-organisasi internasional melalui koridor aman yang baru dibuka.


“Tujuan utama kami adalah memastikan bahwa bantuan dapat menjangkau warga sipil yang membutuhkan, tanpa mengorbankan keamanan pasukan kami atau hak Israel untuk membela diri dari ancaman terorisme,” ujar juru bicara militer Israel, Letkol Daniel Hagari.


Pemerintah Israel juga menyatakan telah meningkatkan pasokan air melalui sambungan listrik ke fasilitas desalinasi Gaza, serta memperluas jam operasional koridor bantuan mulai pukul 06.00 hingga 23.00. Selain itu, pengiriman bantuan lewat udara yang sebelumnya dihentikan sementara kini kembali dilanjutkan.


Langkah ini disambut oleh beberapa mitra internasional, termasuk Amerika Serikat dan Uni Eropa, yang mendorong akses kemanusiaan lebih luas namun juga menegaskan pentingnya mengakhiri konflik bersenjata dengan tetap memperhatikan hak-hak keamanan Israel.


Sementara organisasi kemanusiaan menyambut baik pembukaan koridor, mereka tetap meminta Israel untuk menjamin keberlangsungan dan keamanan jalur distribusi.


Menurut data Program Pangan Dunia (WFP), lebih dari 90.000 perempuan dan anak-anak di Gaza kini menghadapi malnutrisi akut. Israel menegaskan bahwa bantuan tidak terhambat oleh negaranya, tetapi oleh infiltrasi kelompok teroris Hamas yang kerap menggunakan konvoi bantuan sebagai tameng.


Dengan langkah ini, Israel berharap dapat menyeimbangkan antara kebutuhan kemanusiaan yang mendesak dan upaya menumpas kelompok bersenjata yang terus mengancam wilayah selatannya.


(Red)