Jefri Tidak Mampu Jelaskan Asal Muasal Batang Pohon yang Ditanam

Debat kedua antara Paslon paket SAHABAT  Jonas Salean - Alo Sukardan dan Paslon Paket GAS,Jefri - Adinda 


INDONESIA PEMBAHARUAN, KOTA KUPANG - Walikota Kupang periode 2017-2022 Jefri Riwu Kore yang menginisiasi penanaman batang pohon di seluruh wilayah Kota Kupang ternyata tidak tahu menahu dari mana asal ribuan batang pohon itu. Jefri mengaku bahwa batang-batang pohon itu menjadi urusan kontraktor.


Hal itu terungkap ketika pasangan calon walikota Kupang Jonas Salean-Aloysius Sukardan menanyakan kepada pasangan calon Jefri Riwu Kore-Lusia Adinda dalam acara debat kedua pasangan calon walikota-wakil walikota Kupang yang berlangsung di Hotel Kristal-Kupang, Sabtu (2/11) malam.


Debat pasangan calon ini dihadiri lima pasangan calon yang bertarung merebut suara Masyarakat Kota Kupang pada tanggal 27 November 2024 mendatang. Adapun tema dalam debat ini adalah Kupang Smart City dan Kupang Green.


 Jonas Salean  saat debat mempertanyakan pada paket Gas,Jerikho dan Adinda terkait penanaman batang  pohon sepe  yang di lakukan dalam program  Green and Clean berasal dari Jawa timur atau Naioni kota Kupang . menurut Jonas Salean sangat penting Pasalnya, pada tahun 2020 Pemkot Kupang meluncurkan program penanaman batang pohon yang mencapai kurang lebih 1.308 pohon di 28 titik di Kota Kupang. 


Adapun jenis pohon yang ditanam abtara lain pule, angsana, sepe (flamboyan), beringin, ketapang kencana, hingga trambesi. 


Pagu Anggaran Program Kupang Hijau pada Dinas LHK Kota Kupang Tahun Anggaran 2020 sebesar Rp3.081.500.420 dan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) sebesar Rp2.955.533.900. 


Namun, keberadaan batang pohon yang ditanam tersebut banyak yang mati. 


Jonas pada berbagai kesempatan menilai bahwa program itu tanpa perencanaan yang matang. Pasalnya ada sejumlah batang pohon yang telah ditanam namun tergilas proyek pembangunan jalan dan trotoar, seperti yang terjadi di proyek Pembangunan jembatan Liliba. 


Terhadap pertanyaan tersebut, Jefri Riwu Kore berasalan bahwa seorang pemimpin harus memahami pentingnya untuk menghijaukan satu kota. “Kalau kita mau yang kering-kering saja ya tak usah tanam pohon,” katanya.

  

Lebih jauh ia mengatakan bahwa yang penting adalah bagaimana memastikan bahwa kota ini harus hijau dan harus menanam pohon-pohon itu.


 “Dan kita pastikan bahwa pohon-pohon itu sesuai dengan perjanjian kita. Kita membeli pohon dari kontraktor, asalnya dari mana, kita tidak mengerti, yang penting bahwa pohon itu ada dan tumbuh. Dan saya percaya bahwa pohon itu sangat penting buat kita untuk mengurangi panas bumi,” tegasnya.


“Tapi pohonya banyak yang mati,” kata Jonas menampali.  


Terhadap pertanyaan paket Nomor Urut 2 Jonas-Alo terkait asal muasal batang-batang pohon tersebut tidak bisa dijawab oleh Pasangan Jefri-Adinda. 


Demikian pula pertanyaan tentang keberadaan lamu hias yang digantung di tiang-tiang Listrik kini sudah tidak tampak lagi bahwa ada Sebagian yang sudah mati dan memudar warnanya.


Terkait asal muasal batang-batang pohon, menurut Jonas Salean batang-batang pohon itu bukan berasal dari Jawa Timur namun dibeli dari Masyarakat di Kelurahan Naioni. Adapun harga setiap batang pohon adalah Rp100 ribu per batang.


Ada pengakuan Masyarakat di Naioni ketika kami melakukan kampanye di sana bahwa batang pohon itu dibeli dari mereka (Masyarakat Naioni, red) dengan harga 100 ribu per batang. Ini pengakuan warga. Kalau ada yang bilang bahwa mereka beli dari Jawa Timur seharga Rp2. 500. 000 per batang, itu pembohongan public,” kata Jonas dalam satu kesempatan. (*)