![]() |
INDONESIA PEMBAHARUAN, JAKARTA - Presiden Rusia, Vladimir Putin diyakini dapat menggunakan senjata nuklir menjadi sebuah opsi yang diajukan oleh salah satu sekutu Putin. Pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov mengatakan Sabtu bahwa Rusia harus mempertimbangkan untuk menggunakan senjata nuklir berskala rendah setelah pasukan Moskow dipaksa keluar dari Lyman.
Putin menggelar upacara besar Kremlin pada Jumat (29/9), untuk merayakan pencaplokan empat wilayah Ukraina yakni Donetsk, Kherson, Lugansk dan Zaporizhzhia. Itu menyusul hasil referendum yang dikecam batal oleh Kyiv dan sekutunya.
Meskipun ada kecaman dari Barat, Mahkamah Konstitusi Rusia dua hari setelahnya mengakui hasil jajak pendapat tersebut sah. Dokumennya telah ditandatangani Putin dengan para pemimpin empat wilayah Ukraina yang didukung Moskow.
Juru Bicara Duma Vyacheslav Volodin mengatakan perjanjian aneksasi akan dipertimbangkan oleh majelis rendah parlemen Rusia, Duma Negara.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell mengatakan pencaplokan Rusia membuat mengakhiri konflik jauh lebih sulit, hampir tidak mungkin. Paus Fransiskus pada memohon kepada Putin untuk menghentikan kekerasan dan kematian di Ukraina.
Ia juga mengutuk aneksasi sebagai pelanggaran hukum internasional. Keempat wilayah tersebut menciptakan koridor darat penting antara Rusia dan Semenanjung Krimea, yang dianeksasi oleh Moskow pada tahun 2014. Bersama-sama lima wilayah membentuk sekitar 20% Ukraina.
Kyiv juga menyerukan pembebasan segera Ihor Murashov, kepala pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia yang diculik Moskow. "Ini adalah manifestasi lain dari teror Rusia yang benar-benar nyata," kata Zelensky.
Setelah pencaplokan empat wilayah Ukraina oleh Rusia, Washington mengumumkan sanksi baru berat terhadap pejabat Rusia dan industri pertahanan, dan mengatakan sekutu G7 mendukung pengenaan biaya pada negara mana pun yang mendukung pencaplokan.****