GEDSI JET Working"Pentingnya Peran Disabilitas Perempuan dan kelompok Rentan Dalam Energi Terbarukan"


Peserta diskusi We For Jet di resto Tanam Laut


INDONESIA PEMBAHARUAN,KOTA KUPANG- Dalam  Diskusi WE for JET 

GEDSI JET Working Group bersama  Pokja NTT , yang di gelar CIS Timor dan GEDSI JET Working Group, ,Gema Alam NTB dan  Yayasan Penabulu  yang mengagendakan dan merumuskan   bagaimana peran  pemerintah  dalam melibatkan  kaum Disabilitas ,Perempuan dan kelompok rentan   dalam memberi rumusan ,perencanaan ,monitoring  kebijakan Pemerintah serta memberi keputusan dan mengkampanyekan   informasi kepada masyarakat  terkait lingkungan dan energi terbarukan Senin 17/11/2025,di resto Taman Laut Kupang mendapat apresiasi dari  para peserta yang hadir.


GEDSI JET Working Group NTB  di masa generasi z telah bertransformasi menjadi forum yang memberikan warna dalam isu transisi berkeadilan. Disamping itu forum telah memiliki modalitas yakni dengan adanya struktur, rencana kerja serta profil singkat. Kerja - kerja tersebut berpusat pada pokja (kelompok kerja) yang berdampak pada capaian advokasi,mengamplifikasi suara perempuan dan kelompok rentan serta disabilitas dalam isu transisi energi dengan memperkuat kapasitas pokja dengan melakukan kampanye publikasi, serta kerja lain lintas pokja.


 Diskusi  yang di gelar WE for JET GEDSI membahas   bagaimana  para  disabilitas,perempuan dan  kelompok rentan di beri ruang untuk ikut terlibat  dalam   berbagai kebijakan  di kepemerintahan  serta  dilibatkan dalam kampanye publikasi, serta kerja  lintas pokja akan  pentingnya  manfaat energi terbarukan yang ramah   bagi lingkungan  dan menjadi topik yang menarik bagi seluruh peserta yang hadir .


Dalam diskusi tersebut 

Ketua HWDI(Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia )DPD NTT , Petronela Sainakofi SE  menyampaikan bahwa sebagai penyandang disabilitas   dirinya   ingin adanya  kolaborasi  berbagai pihak dengan melibatkan Para disabilitas dalam  perencanaan,  pelaksanpaan dan  monitoring sehingga apa yang di butuhkan tepat sasaran dan sesuai kebutuhan wa sebagai disabilitas .

" Kami juga  membutuhkan akses infrastruktur  untuk memudahkan kami melakukan interaksi karena selama ini yang kami rasakan adalah kurangnya fasilitas yang di siapkan  dan minimya informasi yang kami dapatkan  terkait energi terbarukan . Sebetulnya   kami sudah melakukan dan menggunakan yang namanya  energi baru dan terbarukan   hanya kita belum terlalu di prioritaskan  dalam mengambil keputusan . kita butuh kolaborasi sinergi  sehingga semua masyarakat terlibat karena Kita  juga  adalah masyarakat ",tutur  petronela 



Hal senada di sampaikan Gabriel Adu dari Deperindak NTT bahwa  keterlibatan Disabilitas dalam suatu  forum diskusi dalam mengambil keputusan dan pengawasan  serta perencanaan perlu  dilibatkan.


"Untuk di akui dan menjadi perhatian utama kami fasilitas menjadi halangan bagi mereka  karena banyak instansi kantor kurang memiliki akses  fasilitas bagi disabilitas sehingga kedepannya kita  berupaya   mengutamakan. Kenyamanan bagi disabilitas di tengah kekurangan yang ada",ucap Gabriel .   


Di tambahkan Gabriel Persoalan di lapangan khususnya bagi   Disabilitas dalam hal fasilitas menjadi hal yang penting, pemahaman akan lingkungan dan energi terbarukan  dalam pemberitaan kepada masyarakat  bersama yang beranggotakan kelompok masyarakat sipil serta perorangan dengan visi dan misi  terwujudnya transisi energi berkeadilan dan berkelanjutan dengan menjamin keterlibatan lainnya dalam proses pembangunan yang inklusif. (Novie)