BPS: Ketimpangan Ekonomi NTT Maret 2025 Tergolong Rendah



INDONESIA PEMBAHARUAN, KOTA KUPANG - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat penurunan tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk pada Maret 2025. 


Kepala BPS Provinsi NTT, Matamira Kale, mengungkapkan bahwa Gini Ratio pada periode tersebut mencapai angka 0,315, mengalami penurunan sebesar 0,001 poin dibandingkan Gini Ratio September 2024 yang sebesar 0,3165, dan turun dari Maret 2024 yang tercatat 0,3162.


Penurunan ketimpangan juga terjadi baik di wilayah perkotaan maupun perdesaan. Di wilayah perkotaan, Gini Ratio tercatat sebesar 0,280, turun dari 0,282 pada September 2024 dan 0,281 pada Maret 2024. 


Sementara itu, di daerah perdesaan, Gini Ratio mencapai 0,298, juga mengalami penurunan dari 0,306 pada September 2024 dan 0,305 pada Maret 2024.


“Penurunan ini menunjukkan bahwa distribusi pengeluaran penduduk semakin merata, terutama di kalangan kelompok ekonomi bawah,” ujar Matamira.


Lebih lanjut, jika dilihat berdasarkan ukuran ketimpangan versi Bank Dunia, kelompok 40 persen penduduk terbawah menyumbang 20,97 persen dari total pengeluaran. Angka ini mengindikasikan bahwa tingkat ketimpangan di NTT berada dalam kategori rendah.


Secara rinci, di wilayah perkotaan, kelompok ini berkontribusi 22,92 persen, sedangkan di wilayah perdesaan sebesar 22,24 persen. Kedua angka tersebut masih tergolong dalam kategori ketimpangan rendah menurut standar Bank Dunia.


Data ini menandakan bahwa upaya pemerintah dalam mendorong pemerataan ekonomi di Provinsi NTT mulai menunjukkan hasil yang positif. ****